Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2017

Generas Milenial ku

Generasi Milenial Wah kalau bahas masalah generasi ini. Memang tidak ada selesainya. Generasi Milenial yang Menurut saya lahir di awal tahun 1980 sampai dengan tahun 1995an. Generasi milenial Indonesia. Yang sekarang maksimal berusia 37 tahun dan paling muda berumur 25 tahun. Generasi yang dibesarkan oleh MTV Indonesia, Anime Doraemon, Candy Candy, Tokosatsu Ksatria Baja Hitam, Majalah HAI, GADIS dan ANEKA. Dan saya yang juga lahir di tahun itu. Merasakan kegembiraan yang sama dengan mereka yang hadir di tengah tahun. Kami merasakan ketakutan di tahun 1998. Ketidak pastian. kami merasakan perjuangan dan semangat reformasi. Perjuangan untuk membuat lebih baik, menjadikan negara ini lebih berkembang, lebih maju. Kami kadang dianggap sebagai generasi yang mendobrak. Kadang dipandah aneh oleh angkatan diatas kami. Aneh aneh saja tindakannya. Dengan semangat untuk membuat segala sesuatu lebih baik. Dan kami tetap menaruh rasa hormat kami kepada mereka yang berjuang untuk negara ini. K

Mulutmu... harimaumu

Mulutmu... harimaumu Oh itu benar sekali pepatah itu. Contoh nyata adalah ketika anda tergoda makan sambal yang merah merona dan pedas. Dan anda doyan makan pedas. Pasti anda akan mengambil sambal itu dan ketika dimakan bersama dengan nasi dan lauk. Haduh, sensasinya luar biasa... pedasnya bikin bibir ini menebal. Keringat bercucuran karena mulut menjadi panas. Dan anda akan sering minum. Pedasnya sambal. Sudah tahu pedas. Tapi masih ngeyel mencoba terus. Demikian juga namanya mulut. Apa yang sudah terucap tidak akan pernah ditarik kembali. Dan apa yang dikeluarkan dari bibir kita itu adalah hasil pemikiran dan hati kita. Saya teringat pengalaman dahulu pada saat di sekolah dulu. Di setiap pagi ada kebiasaan sebelum memulai pelajaran ada doa bersama yang dipimpin oleh salah satu guru secara bergantian dengan menggunakan pengeras suara yang terdapat di setiap kelas. Ketika kita sudah bersiap siap berdoa. Si bapak mengatakan begini "Mari anak anak kita masuk ke dalam DOSA&qu

Kebodohan pada Pelanggaran Lalu Lintas

Berkendara di kota itu memang harus sabar. Dan cekatan. Banyak rambu rambu yang ada dan haru bertoleransi dan sabar dengan pengendara yang lain. Suatu siang yang cerah, dan panasnya kota surabaya. Dan jalan sedikit padat. Tiba tiba dari kiri ada sepasang anak yang naik motor melewati kendaraan saya. Bergoncengan bertiga Dan yang membuat saya kaget. Ketiga anak ini kemungkinan besar masih duduk di bangku SD. Dan mereka tertawa tawa berkendara. Dan tidak memakai helm. Saya pikir ini orang tua bagaimana sih ? Kok bisa dibiarkan saja. Dan mungkin beberapa pengendara berpikiran yang sama. Kalau mengingat 20 tahun lalu. Waktu itu jarang sekali melihat anak SD yang naik motor di jalan besar. Saya saja naik motor ketika sudah mendapat SIM (dan meski dibilang Cupu sama teman teman dulu). Tapi saya cuek saja. Saya mau nurut aturan. Saya ingat sebuah nasehat : ketika kamu melakukan sesuatu kamu juga bertanggungjawab akan tindakanmu. Tindakan yang baik dalam berkendara adalah mematuhi pera

ANTRI YOK !

Sesuatu yang paling sering dibahas dan paling sering dilanggar. Entah kenapa susah banget untuk beberapa orang untuk antri (bila anda bukan termasuk yang suka antri, jangan lanjutkan membaca artikel ini). Karena ini merupakan pembelajaran untuk kita semua. Artikel ini berlaku untuk semua yang memegang peran sebagai yang mengantri dan semua yang menjadi administrasi serta pelaku pembuat SOP dan pebisnis . Saya lahir di tahun 80 an. Dan pada waktu itu antrian sangat panjang dan kadang kadang tidak efektif, dan sering terjadi slintat slintut untuk mempercepat antrian. Dan itu adalah kewajaran yang aneh. Wajar karena semua orang tahu. Aneh karena itu secara aturan salah dengan slintat slintut itu. Oke slintat slintut itu maksudnya membayar lebih untuk mendapatkan antrian lebih awal, bekerjasama dengan orang dalam, dsb. Di  hampir tahun 2020 ini. GET REAL MAN ! Masa ga mau antri. Edian opo. Selalu tersanjung atau terkagum dengan budaya bangsa lain yang bisa antri dengan tenang d