Jam 1746.
Sambil menunggu istri yang masih bertemu drngan klien. Saya menunggu di salah satu meja di sebuah kedai kopi hijau. Menyruput teh hijau campur susu hangat atau teh hijau hangat campur susu.
Ah sudahlah, sambil menikmati keriuhan pembicaraan dari sebuah kelompok ibu ibu yang sedang membicarakan anak mereka. Dan sebelah meja mereka seperti sekelompok mahasiswa yang membawa tugas mereka dan asik berdiskusi.
Di meja bar kopi tidak ramai. Dan masih ada satu atau dua orang yang memesan minuman.
Saya di sini untuk mengambil edisi minuman gratis saja sambil menunggu. Memang kedai kopi hijau ini fenomenal dan memang sih kalau ukuran kopi saja ini cukup mahal.
Mahalnya apa bikin prestis ketika membawa secangkir papercup dengan logo mermaid nya ?
Iya bikin prestis memang. Wuih minumnya....di kedai itu.....
Sama dengan kedai kopi yang lain dengan konsep serupa ada prestise yang timbul. Prestise akan sebuah image yang ditampilkan.
Seberapa penting kah image itu ? Buat diri sendiri. Menurut saya penting. Itu adalah personal diri kita yang kita tampilkan.
Ketika saya minum di kedai kopi di pinggir jalan ala2 PKL juga timbul image. Apakah imagenya lebih prestis daripada kedai kopi hijau. Hmmm... menurut saya kembali lagi kita lihat dengan perbandingan apa ?
Kalau murah ke mahal. Pasti prestise ysng mahal. Kalau dilihat dari tradisional dan modern. Ya prestise yang tradisional. Yang hubungan antara pemilik warung lebih dekat kepada pelannggannya.
Saya kembali saja ke apa image yang kita mau tampilkan. Usahakan saja ada balance. Tidak perlu menghakimi sepihak dengan image yang ada. Tapi coba melihat dengan cara pandang lain.
Image diri. Adalah penting. Berikan yang terbaik dari dirimu. Bukan dari apa yang bisa kamu beli atau punya.
Senyum itu tidak ada harganya. Tapi sangat powetful. Tertawa itu gratis, tapi sangat menguatkan.
Komentar
Posting Komentar