Langsung ke konten utama

Gawai

Gawai

Kata baru dalam bahasa indonesia yang mengganti kata 'gadget'. Dan kembali lagi butuh penyesuaian untuk kata baru ini.
Tapi yang mau saya bahas adalah fenomena gawai ini.

Saya terus terang agak seram dengan fenomena gawai ini. Gawai ini bukanlah hal yang populer dulu di masa remaja saya 20 tahun lalu. Gawai hanya dimiliki oleh pebisnis saja dan itupun gunanya sama dengan telepon. Gawai paling populer dulu adalah pager (paging device). Jadi orang dapat menerima informasi dalam beberapa kata (batasannya hampir sama dengan twitter mungkin sekarang. 140 karakter)

Buat saya dulu cukup ada telepon umum dengan koin dan kartu saja. Itu gawai andalan saya.

Memang teknologi gawai ini sudah menjadi kehidupan sehari hari dan akan terus berkembang. Nantinya kitanya yang harus bijak dalam menggunakan gawai ini.

Saya mulai membiasakan untuk menyimpan telepon genggam saya di tas ketika saya makan bersama dengan keluarga atau teman. Dan berusaha menikmati pembicaraan. Karena hal ini menjadi langka.

Dan saya berusaha untuk tidak kepo, dengan tidak melihat insta stories kenalan saya, dan melihat timeline instagram atau path dan sebagainya itu.

Pernah saya bahas dalam artikel yang lalu perihal privacy , dan sekarang tentang bagaimana menggunakan gawai itu.

Ketika melihat ponakan saya yang berumur 5 tahun merengek tidak mau makan dan sedang menikmati youtube via gawai, saya merasa ini hal yang tidak benar. Akhirnya gawai yang kebetulan baterainya tinggal sedikit itu saya lepaskan dari powerbank. Dan powerbank itu saya sita. Dan saya infokan kalau tidak makan, ya tidak lihat youtube. Meski agak merengek akhirnya keponakan saya mau makan.

Hal ini juga sama kok ketika pada saat saya kecil tidak mau makan karena melihat tivi dan main nintendo. Kondisi yang sama dilakukan oleh ibu saya. Supaya saya mau melakukan kegiatan saya yang penting.

Saya juga sering melihat di restoran keluarga yang sibuk dengan gawainya masing masing padahal saya yakin dalam kesehariannya belum tentu bisa ngobrol enak tiap hari.

Jadi pakai gawai harus bisa bijak ya. 😊

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Here Comes A New Challenger

Judul di atas pasti agak familiar bila saudara termasuk yang senang maen game fighting. Tagline itu diambil dari serial games STREET FIGHTER yang populer di tahun 1990-an (dan sampai sekarang), ketika ada pemain baru yang akan menantang pemain petahana (Defender) Saya bahas Here Comes A New Challenger ini dalam kaitannya dengan adanya pegawai baru yang masuk di kantor, dan kita merasa bahwa nih pegawai baru masuk bakal jadi saingan ku nih. Kenapa saya bahas ? Ya karena saya mengalami. Posisi saya terusik dengan adanya pegawai baru, yang notabene mungkin kapasitas dan kemampuannya diatas kita atau bisa jadi dibawah kita. Nah paling repot kalau pegawai baru yang masuk itu menduduki posisi diatas kita, dan lebih muda dari kita. Sudah deh, pasti akan timbul pemikiran, nih anak masih muda, bau kencur, gak bisa apa-apa dan pikiran pikiran negatif yang lain. Wajar kah ? Ya Wajar dong itu terjadi. Toh memang itu membuat kita merasa tidak nyaman, dan dia masuk di teritorial kita yang nya...

Break The Routines

For 5 working days, you passed the same road. You met the same newspaper guy with that morning smile You listen to the same radio  And you park your car or motorcycle in the same position like yesterday or day before. Why we're doing routines ? Is there any possibilities to break the routines, yes there is... But it make us do more effort than the usual. I've read a book, and there's a man that each day, he is going to office, using different path that he already used yesterday. To break his routines. Break the routines, will make us got a chance to had new experience. It might you had the flat tire when you travel to the office, but give opportunity to for you to learn the workshop around that can repaired your flat tire. It might you stop to one of the bakery store that you haven't known, and you got your new favorite pastries. And it might.... you resign for your current job and have fun. You might had new challenge ahead because of...

Terus Berbuat baik

Berbuat baik adalah adiktif. Kenapa menajdi adiktif, karena itu membuat kita bahagia, senang, terharu, dan damai. Serta membuat kita untuk terus menerus berbuat baik kembali. Hari ini, saya membaca artikel di twitter yang kembali lagi mengajak kita untuk berbuat baik atau paling tidak mengajak kita untuk menjadi lebih baik. Kita semua pasti pernah nonton bioskop kan. Nah pasti setelah bioskop selesai, pasti sudah ada bapak atau ibu petugas kebersihan yang menanti untuk melakukan pembersihan. Dalam artikel ini, diinformasikan bahwa petugas kebersihan ini diberikan waktu hanya 15 menit untuk melakukan pembersihan teater. Nah bila kita tahu kondisi sekarang ada beberapa kondisi dimana banyak sampah yang ditinggal,tercecer popcorn di lantai dan mungkin ada tumpahan minuman. Ini menjadi tugas mereka dalam membersihkan. " Lho kan memang dibayar untuk melakukan pembersihan ", memang benar. Tapi kalau kita bisa memudahkan mereka, bukannya lebih baik ya. Terus kan di bioskop tidak...