Langsung ke konten utama

Diskusi bersama Tuhan


Ada kalanya dalam kegiatan pekerjaan dan kehidupan yang dijalani ini terasa stuck, dan seolah olah tidak ada jalan keluar di tengah tekanan dan himpitan yang ada, akibatnya respon negatif yang timbul. Mengeluh kesana dan kemari, sampai mempertanyakan Tuhan itu mengerti enggak sih problem yang lagi dihadapi kita, dan kenapa Tuhan hanya diam saja.

Hari Rabu, sepulang kerja yang lalu, saya merasa stuck dengan semua yang saya sebutkan di atas. Mempertanyakan kenapa ada orang yang baik, eh tapi di belakangnya kok beda banget kelakuan yang dijalankan sehingga menyusahkan banyak orang. Kok di tengah kondisi keuangan yang lagi mepet, ada saja pengeluaran yang tiba tiba muncul. Dan kenapa ini, kenapa itu. Dan saya bertanya kepada Tuhan , kenapa Tuhan ?

Di benak saya pada saat itu sudah muncul suatu pikiran dan tanggapan sederhana jawaban untuk permasalahan ini. Sabar dan harus kuat, Tuhan akan sediakan segala sesuatunya tepat dan Indah sesuai dengan waktu Tuhan.

Namun , badan, pikiran, dan hati saya menolak tanggapan itu. Enggak Tuhan, ini gak fair. Buat apa saya berbuat yang terbaik, dan mengandalkanMu, tapi kalau kelihatannya tidak guidance/arahan dari Tuhan.
Saya memiliki suatu kebiasaan, apabila di saat saya down, dan ketika keluhan itu sudah di batas ubun-ubun, maka saya akan berusaha tukar pikiran/sharing kepada seseorang yang saya percaya dan mengerti tentang saya. Pilihan jatuh ke kakak rohani saya.

Dan saya sharing issue yang terjadi hanya dengan Whatsapp. Tanggapan yang diberikan adalah seperti ini :
Kamu harus ubah Mindsetmu, bukan dengan adanya kamu terus orang yang di sekitarmu akan melakukan perubahan. Perubahan terjadi atau enggak pada orang itu, itu tanggungjawab sama Tuhan. Tuhan mau kamu diproses untuk jadi orang yang lebih bijak, sabar, tegas supaya naik level lebih tinggi di bidang apapun. Tuhan tahu kok dia dengar dan mengerti benar tentang jalan yang kamu ambil, dia pasti akan berikan solusi.

Setidaknya jawaban itu memberikan sedikit kelegaan dan kekuatan kepada saya.
Dan saya ceritakan bahwa Tuhan itu punya cara yang aneh dan kadang diluar logika yang ada.

Diskusi ke dua bersama Tuhan adalah dengan Papa saya, di hari berikutnya.
Papa saya yang baru saja terkena kecelakaan mobil,(Kondisi beliau tidak apa-apa), menceritakan bahwa apa yang terjadi di dirinya, adalah sebuah musibah. Namun ini perkataan yang menarik :

Kalau kita sudah hati-hati dan benar, namun memang ada kejadian yang menimpa kita (Musibah) , terus kamu mau apa kalau tidak ikhlas dan mensyukurinya. Papa bisa ketawa saja, ya karena diikhlaskan dan setelah itu ya jalan lagi. Banyak orang yang diluar sana susah dan lebih susah daripada kita. Kita yang penting berusaha terbaik saja dan berbuat baik bagi orang.

Beliau kemudian menceritakan kondisi-kondisi yang dialami bersama keluarga saya, dan bagaimana beliau berjuang untuk yang terbaik meski tidak ada balasan yang baik diterima kepadanya, dan tetap saja terus berbuat baik.

(dan saya dalam kondisi ini tidak membicarakan issue yang saya alami kepada papa saya, tapi nasehat yang diberikan benar benar menguatkan saya)

Dan saya percaya bahwa Tuhan memberikan jawaban dan nasehat itu kepada saya melalui orang-orang terkasih, dan dari peristiwa yang saya alami sampai saat ini.
Kadang tidak mengerti apa rencana Tuhan. Tapi Tuhan pasti damping kita dalam kehidupan ini.

Jadi ketika kondisi kita down. Ajak diskusi Tuhan atas kondisi kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

WARISAN - LEGACY

Seminggu yang lalu dalam Training Leadership yang saya ikuti, dibahas mengenai apakah yang akan kita tinggalkan di perusahaan kita, apabila kita mengundurkan diri dari perusahaan tersebut. Dibahas pada saat itu adalah sebuah Legacy/Warisan. Apakah kita akan meninggalksan sebuah sistem operasional yang baik ? Sebuah kepemimpinan yang menjadi panutan bagi semua orang ? atau kita hanya meninggalkan sebuah cibiran dan sistem yang tidak efisien. Nah, hal itu menjadi pertanyaan secara umum buat saya. Apakah saya akan meninggalkan sebuah legacy dalam kehidupan saya ? Sebuah pertanyaan menarik yang perlu kita jawab secara personal. Apa sih legacy yang baik ? Menurut saya legacy yang baik adalah ketika legacy itu bisa membuat orang di sekitar kita menjadi lebih baik dan belajar untuk memperbaiki lagi yang sudah ada. Bila saya mengingat kemerdekaan negara ini, apakah legacy yang diteruskan kepada saya dan warga negara Indonesia. Yang pasti adalah mereka menginginkan anak dan cucu mereka d...

Nice Breakfast in the Office

Okay, i had  already in the office right now. And one thing if you've gotten to early go to the office and skip your breakfast, it for sure you spend your breakfast in the office. So, what i think a nice breakfast in the office is in this list, one of my favourites : 1. A cup of tea (Without Sugar). Tea Option : English Breakfast, Jasmine Tea, or Javanese Tea. or my      favourite : Peppermint 2. Nasi Pecel 3. Nasi Kuning Banjar 4. Instant Noodles with Spicy Flavour 5. A Cake !!! Small Bites of cheesecake will brighten your days ! Peppermint tea Bunch of Small Bites of Cakes :) Or many more, cause i think breakfast is important to refill your energy and boosting up your spirits for a whole day. Have a nice breakfast !

Generasi Milenial Awal di Pekerjaan

Tulisan ini sebenarnya untuk mengetahui apa yang saya rasakan sebagai Generasi Milenial awal. Atau generasi Y Awal. Baiklah, untuk awalnya adalah seperti ini. Saya lahir di Tahun 1981, dimana kalau beberapa dari sumber data termasuk di dalamnya wikipedia indonesia mengatakan bahwa generasi Milenial lahir di tahun 1981 sampai dengan awal tahun 2000. Mengapa dikatakan awal, karena masih banyak terpengaruh dengan generasi X dan Baby Boomers. Baru ada TV Swasta di tahun 1990 an awal, mall baru ada di tahun 1990 awal juga, dan Internet baru hadir dan digunakan di tahun 1999. Juga mengalami masa Kerusuhan tahun 1998. Apa yang terjadi ketika masuk di dunia kerja pada saat awal. 1. Saya sangat patuh dengan pimpinan saya, dan tempat dimana saya bekerja 2. Saya bisa berbeda pendapat dengan pimpinan saya, namun saya tidak bisa mengekspresikan secara terbuka melalui emosi dan wajah saya. 3. Saya tidak berani untuk menepuk pundak pimpinan saya dalam menyapa. Sapaan hanya berupa lisan. Dala...