Langsung ke konten utama

Kebaikan atau Kesenangan Kita

Perlu diakui, bahwa sejatinya manusia adalah makhluk yang suka mengeluh namun malas berusaha. Dan saya juga termasuk di dalamnya.

Pengen sehat, tapi enggak mau berolahraga. Pengen cepat kurus, tapi makan apapun juga. Pengen kaya,tapi maunya instan.

Dari dahulu dan pasti kita juga merasakan dan meyakini bahwa orang yang lebih mau melangkah dan berusaha,maka orang itu akan lebih cepat mendapatkan keinginan dan kesuksesannya.

Nah sekarang. Pertanyaannya dalam rangka mendapatkan keinginan itu seringkali yang terjadi adalah sebagai berikut :
1. Akan ada halangan/masalah yang dihadapi.
2. Keinginan itu (bisa) berubah.

Saya adalah orang yang percaya bahwa segala sesuatunya itu terjadi karena Tuhan turut campur dan di kehidupan ini berada dalam kekuasaanya. Dan artikel ini adalah berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang saya alami sampai sekarang.

Ketika masalah itu kita hadapi dalam perjalanan menuju keinginan itu. Saya mengeluh.

Kok capek. Kok susah. Kok repot. Kok begini dan begitu. Dan akhirnya bikin stress sendiri mempertanyakan masalah masalah yang terjadi dan akhirnya mengalami masa betapa malangnya diriku..... #gagaltotal

Ini akibat pemikiran instan untuk bisa segera selesai. Dan kemudian langsung auto keluhan ngedumel ke Tuhan. Tuhan kok kamu diem saja to, saya ini sudah posisi kejepit. Tertimpa tangga. Pengen boker pula.... (malang bangeeet begitu)

Saya mendengar suatu kisah apakah Tuhan itu tahu tentang masalah kita atau tidak.

Kita ibaratkan seorang anak kecil umur 5 tahun yang sakit demam dan diajak ke dokter. Ketika didiagnosa dokter,si anak kemudian diharuskan untuk disuntik. Suntik sakit enggak ? sakiiit pasti.

Si anak ngomong : enggak mau.. enggak mau sampai nangis. Si orang tua yang mengantar. Cuma bisa ngmg :iya sabar sabar. Habis gini sembuh. Dan si anak terus meronta ronta gak mau disuntik.

Sampai cerita ini. Kalo kita demam. Mau sembuh enggak. Iya mau lah.... kalau disuntik supaya demamnya sembuh. Mau enggak. Ya mau (dengan terpaksa).

Dokter tahu enggak kalau efeknya gak disuntik. Tahu.... bisa jadi anak ini diopname dan sebagainya. Si anak tahu enggak kalau gak diberikan tindakan itu bisa membahayakan dirinya. Saya kira dia enggak tahu. Dan pasti dia hanya tahu aku gak mau disuntik. Sakit.

Jadi cerita ini sebenarnya membuat kita harus berpikir kadang rencana atau keinginan kita itu bukan rancangan terbaik tapi sesuatu yang bikin kita senang atau kita nyaman.

Kita tidak mau kalau kita tidak nyaman dan sedih atau susah. Tapi kadang kala itu harus kita jalanin. Supaya hal yang terbaik kita dapatkan (dan disediakan oleh Tuhan) bila kita berusaha.

Jadi terbaik tidak berbanding lurus dengan menyenangkan bila dalam rancangan/rencana Tuhan.

Inj sebuah refleksi saja mengingatkan saya dan anda. Jalan itu susah. Tapi percayalah bahwa Tuhan berikan kekuatan dan Dia tahu rencana yang terbaik bust saya dan anda.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

italian cuisine

so i wanna try to review oneof italian cuisine that i ate in dinner today. actally i spent it alone and have adinner alone is not good at all. totally., so instead i just eat, i also wrote this blog. so today i ate. creme de fungi (mushroom soup) and spinaci ravioli (spinach pasta) with carrot, brocolli, and pieces of chicken breast with cheesy sauce. the soup is nice, but i also tried in one of thefine dining restaurant, the one that i ate is still not good enough, not perfecto. but, it depend the chef and the prices. anyway for the first time i eat this kind of vegetables pasta, so the pasta is greenish colour. and the taste of thespinach is still there. so it doesnt loose the spinach taste. the greenish pasta is like the greennoodles, ithink it used the same based i gredient : spinach. but one of my favourite restaurant that i used to eat, doesnt taste the spinach at all. only the greenish colour, :) i like italian cuisine, but not like the pizza hut style, a mass product food

Pinjaman Uang

Satu hal yang aneh yang menurut saya beberapa kali alami. Dan entah kenapa kok selalu ada saja adalah ketika saya mendapatkan rejeki dalam bentuk uang. Ada kerabat atau seseorang yang tiba tiba menelepon saja dan memang karena ada kebutuhan yang dibutuhkan saat itu,menanyakan kepada saya untuk dapat meminjam uang untuk hal hal tersebut. Dan ketika di saat hal itu terjadi. Nurani saya bergejolak. Dipinjamkan sesuai permintaan, atau tidak sesuai permintaan atau tidak sama sekali. Bukan berarti di saat itu rejeki tersebut saya tidak butuh. Saya membutuhkannya tapi kembali lagi bukan suatu emergency. Yang saya bahas dalam hal ini adalah. Kenapa ya kok saya ? Bukan orang lain. Dan kenapa dalam hitungan jam ketika saya mendapatkan rejeki itu. Eh kok ada yang kontak saya. Berusaha untuk berpikir dan berpikir.... namun selalu mengarah ke satu hal. Tuhan pengen ajak saya belajar untuk dapat memberi. (Meski awalnya terasa berat) Nanti untuk urusan uang itu kembali kapan. Ya saya berpikir k

Human Capital Fighter

My resolution for 2012 about fighting for Human Resources is finally achieved last April. About asking raising for my coworker, and also about myself. And about the finalisation about the status of my coworker to become a fixed employee. Somehow, i believe a leader is a person who know the capability of his team and encourage them to do the best, and they will do the best beyond your expectation. That what i believed. It's not how big the precentage of the raise (well, it affect also), but they know how you fight, and they will know that they are part of the team, and they feel "I'm exist and I'm part of this whole company process". If you fight for them, i believe that they will do beyond. What next step, is to provide more human capital that beyond expectation. A sincere one, and have a big passion to make something better, improve something to be a marvelous. to analyze small things and detail and make it a breakthrough and innovative one. well, i enjoy thi