Langsung ke konten utama

Generasi Milenial Awal di Pekerjaan

Tulisan ini sebenarnya untuk mengetahui apa yang saya rasakan sebagai Generasi Milenial awal. Atau generasi Y Awal. Baiklah, untuk awalnya adalah seperti ini. Saya lahir di Tahun 1981, dimana kalau beberapa dari sumber data termasuk di dalamnya wikipedia indonesia mengatakan bahwa generasi Milenial lahir di tahun 1981 sampai dengan awal tahun 2000.

Mengapa dikatakan awal, karena masih banyak terpengaruh dengan generasi X dan Baby Boomers. Baru ada TV Swasta di tahun 1990 an awal, mall baru ada di tahun 1990 awal juga, dan Internet baru hadir dan digunakan di tahun 1999. Juga mengalami masa Kerusuhan tahun 1998.

Apa yang terjadi ketika masuk di dunia kerja pada saat awal.
1. Saya sangat patuh dengan pimpinan saya, dan tempat dimana saya bekerja
2. Saya bisa berbeda pendapat dengan pimpinan saya, namun saya tidak bisa mengekspresikan secara terbuka melalui emosi dan wajah saya.
3. Saya tidak berani untuk menepuk pundak pimpinan saya dalam menyapa. Sapaan hanya berupa lisan.

Dalam perjalanan, saya akhirnya mendapat kepercayaan untuk memegang tim, dan tim saya pertama beranggotakan generasi Y yang berbeda hanya 3 dan 4 tahun dibawah saya. Sehingga cara pandang dan pemikiran masih hampir sama dengan saya.

Kemudian seiring berkembang dengan perkembangan karir, tim saya berubah menjadi yang berbeda 5 sampai 6 tahun di bawah saya. Saya tidak tahu apakah karena saya orang yang hangat atau karakteristik saya yang mudah beradaptasi, namun mereka sangat mengekspresikan emosi dan kegiatannya. Bila mereka tidak setuju, maka dengan terus terang mereka akan mengatakannya. Dan saya sangat terbuka terhadap argumen argumen yang timbul, karena ini sangat membantu banyak perkembangan perusahaan karena mendapatkan sisi pandang yang berbeda. Namun pemikiran dan cara pandang masih sedikit sama dengan yang di 3-4 tahun di atas.

Dan akhirnya tiba di tahun 2018 ini, dimana tim saya kembali berubah menjadi yang berbeda 10 sampai 12 tahun di bawah saya. Bisa dikatakan hubungan pimpinan dan bawahan itu hanya struktural. Namun dalam kegiatan sehari harinya, tim saya menganggap saya sebagai partner senior. Mereka bisa dengan leluasa berekspresi untuk menyatakan emosinya. Berjoget joget di depan saya. Memuat InstaStories. Mengatakan tidak setuju dan menilai bahwa perusahaan kurang bisa menyerap aspirasi, dan ketidaksetujuan terhadap beberapa peraturan yang ada.

Dan dengan santainya menyapa saya dengan menepuk pundak saya, dimana notabene 12 tahun lalu saya tidak berani melakukan hal yang sama dengan pimpinan saya. Mau dipecat apa....

Dan sebentar lagi aka masuk generasi yang lebih junior daripada generasi Y akhir ini, generasi yang sudah mengalami banyak masa instan dan kemudahan teknologi. Entah bagaimana yang terjadi. Beberapa generasi Y awal dan diatas saya geleng-geleng dengan tingkah polah Generasi Y dibawah saya. mereka menilai bahwa generasi ini cepat banget tidak merasa puas, pengen cepat dapat gaji besar dan pekerjaannya kalau bisa mudah.

Pesan saya untuk mereka yang generasi di bawah saya. Ketika mau naik tingkat untuk mengejar karir dan gaji yang lebih besar. Semuanya adalah proses, proses membutuhkan waktu dan kerja cerdas juga kerja baik. Gunakan kemampuan dan ke-muda-an saudara untuk dapat memberi warna buat perusahaan saudara. Gunakan teknologi terkini yang mungkin perusahaan masih belum tahu, atau alergi, atau tidak mau mengadopsi teknologi terbaru untuk dapat meningkatkan produktivitas dan karya saudara

Ketika saudara bertemu dengan saya si generasi Y awal, generasi X dan generasi di atasnya. Kita belajar di perusahaan adalah proses struktural, ada garis yang jelas bawahan dan atasan. Ada norma yang dipegang di situ. Jadi kami akan menilai bahwa ketika saudara melangkah diluar garis, maka saudara tidak sopan atau tidak menghargai kami.

Dan sadarilah bahwa nantinya saudara akan menjadi generasi yang lebih tua, karena akan muncul generasi baru yang tidak dapat saya bayangkan sekarang. Dan saudara akan memiliki nilai nilai sendiri akan hal itu.

Jadi daripada bingung siapa harus menuruti siapa, lebih baik kita berkolaborasi saja. :)










Komentar

Postingan populer dari blog ini

Here Comes A New Challenger

Judul di atas pasti agak familiar bila saudara termasuk yang senang maen game fighting. Tagline itu diambil dari serial games STREET FIGHTER yang populer di tahun 1990-an (dan sampai sekarang), ketika ada pemain baru yang akan menantang pemain petahana (Defender) Saya bahas Here Comes A New Challenger ini dalam kaitannya dengan adanya pegawai baru yang masuk di kantor, dan kita merasa bahwa nih pegawai baru masuk bakal jadi saingan ku nih. Kenapa saya bahas ? Ya karena saya mengalami. Posisi saya terusik dengan adanya pegawai baru, yang notabene mungkin kapasitas dan kemampuannya diatas kita atau bisa jadi dibawah kita. Nah paling repot kalau pegawai baru yang masuk itu menduduki posisi diatas kita, dan lebih muda dari kita. Sudah deh, pasti akan timbul pemikiran, nih anak masih muda, bau kencur, gak bisa apa-apa dan pikiran pikiran negatif yang lain. Wajar kah ? Ya Wajar dong itu terjadi. Toh memang itu membuat kita merasa tidak nyaman, dan dia masuk di teritorial kita yang nya...

Break The Routines

For 5 working days, you passed the same road. You met the same newspaper guy with that morning smile You listen to the same radio  And you park your car or motorcycle in the same position like yesterday or day before. Why we're doing routines ? Is there any possibilities to break the routines, yes there is... But it make us do more effort than the usual. I've read a book, and there's a man that each day, he is going to office, using different path that he already used yesterday. To break his routines. Break the routines, will make us got a chance to had new experience. It might you had the flat tire when you travel to the office, but give opportunity to for you to learn the workshop around that can repaired your flat tire. It might you stop to one of the bakery store that you haven't known, and you got your new favorite pastries. And it might.... you resign for your current job and have fun. You might had new challenge ahead because of...

Lika liku Interview Kerja untuk Fresh Graduate

Halo, apakah ketika anda membuka artikel ini, anda sudah menyelesaikan studi anda di Diploma atau Tingkat Sarjana 1 dan Tingkat Master (S2), dan sekarang sedang terbayang dan memimpikan pekerjaan idaman anda ? Sama seperti saya dahulu ketika lulus kuliah, pada saat itu sudah kebayang rencana kerja dimana, keinginan untuk bekerja di perusahaan tertentu yang terkenal dengan gaji dan fasilitas yang baik, dan dimana sesuai dengan bidang kita. Pokoknya semangat banget deh. Memang artikel ini agak nggak pas dibaca untuk mereka yang mengembangkan usaha sendiri, membuat start up company, atau meneruskan perusahaan keluarga. Saya ucapkan selamat dulu untuk anda yang berdikari mandiri atau melanjutkan usaha keluarga. Nah untuk sebagian yang masih mencari pekerjaan. Berikut lika liku pekerjaan yang ingin saya bagikan. Untuk hal ini, saya informasikan diri saya dahulu. Saya alumni dari salah satu Institut Negeri di Surabaya dengan latar belakang Akademis : Arsitektur 13 Tahun lalu (...