Bertemu dengan keluarga besar sangatlah menyenangkan dan dinanti nantikan oleh sebagian besar orang. Kita yang dipisahkan oleh tempat dan jarak juga perbedaan waktu. Pasti ada suatu kerinduan untuk dapat bertemu, bercakap cakap dan bersenda gurau.
Bagaimana kalau pertemuan keluarga itu membawa sesuatu yang menyakitkan dan menyedihkan. Kepedihan yang diakibatkan oleh karena seseorang dari keluarga besar menyakiti hati kita, membuat kita susah dan ketika mendengar kabarnya. Aduh amit amit kok mesti membuat orang jadi susah aja. Dan berbagai macam pernyataan yang akan keluar di hati atau bibir kita. " enggak bisa kah kalau tidak berbuat aneh aneh " atau " kok senang cari gara gara saja sih "
Lebih sakit atau enggak enak lagi ketika terkait dengan uang. Entah pinjam uang tidak pernah dikembalikan, menipu kita karena uang, dan sebagainya. Dan ketika kita relakan uang itu, eh dari saudara kita tidak ada perbuatan yang lebih baik ia lakukan.
Saya mengalaminya dengan salah satu keluarga besar saya. Dan saya selalu jengkel ketika selalu permasalahan yang dihadapi sama terus. Perihal uang dan tindakan untuk melakukan perubahan yang hampir tidak pernah terjadi.
Entah kenapa. Apapun yang terjadi namanya saudara. Ya tetap saudara. Itu yang diajarkan orang tua saya. Meski enggak enak,dia tetap saudaramu.
Mari kita lihat kembali di masa lalu. Pernahkah waktu kecil kita mengkhawatirkan uang dengan saudara kita. Kita juga sama sama bermain dan bersenda gurau dengan saudara kita kan. Kalaupun ada kesalahan, namanya anak kecil ya melupakan dan bermain kembali.
Oke, itu kalau saudara dari kecil. Bagaimana dengan saudara karena ikatan pernikahan. Ini yang agak susah dijawab. Tapi ikatan pernikahan itu kan meleburkan 2 buah keluarga besar menjadi satu.
Siap atau tidak. Pasti ada salah satu saudara yang kita rasakan adalah yang tidak mengenakkan hati kita. Pasti ada satu di antara keluarga kita.
Kembali lagi bagaimana kita menghadapinya. Pertama adalah ikhlas dan legawa. Kedua adalah mendoakan selalu untuk saudara kita. Supaya Tuhan gerakkan hatinya untuk berubah.
Susah ? Memang. Tapi saya yakin Tuhan pasti kuatkan kita. Ketika Tuhan ijinkan proses itu terjadi, maka disitu juga Tuhan tampakkan kasih dan berkat.
Sampai menangis saya Tuhan kena dia, saya jatuh gara gara dia. Enak aja dia diikhlaskan.
Saya jawab saja. Toh orangnya terus begitu. Kita dongkol terus. Yang sakit hati kita, entar kena fisik kita lho. Kita yang sakit dia ya gak peduli kita. Jadi mengapa harus kita sakit hati terus ?
Jawaban ikhlas ada di hati saya dan saudara.
Marilah kita berikhlas dan belajar untuk mengampuni lagi. 🤗
Komentar
Posting Komentar